Wagub Bantah Lakukan Korupsi: SK Itu Bukang Saya! Itu Sony

Steven Kandouw

GK, MANADO-Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw membantah kalau inisial SK yang dilaporkan ke KPK adalah dirinya. 

"Inisial SK itu bukan saya! Itu Sony. Baca sampai isi beritanya supaya saya jangan dizalimi," ujar Steven Selasa, (23/4/2024).

Ia menyampaikan inisial SK dalam kasus korupsi di rumah sakit ODSK yang sedang ditangani KPK (Komisi Pemberantasan korupsi) bukan dirinya. Orang yang dimaksud diberita adalah Sonny Kusumo caleg DPR RI dari PDIP.

Steven Kandouw menyatakan, dia tidak tahu-menahu tentang kasus tersebut dan hal ini perlu dijelaskan karena inisial SK terlanjur identik dengan inisial dirinya sebagai Wagub Sulut. "Jangan sampai masyarakat salah persepsi dengan inisial SK," tukasnya. 

Seperti diketahui, sedang terjadi kehebohan di Sulawesi Utara dengan dugaan kasus korupsi pengadaan SIMRS/Hospital Smart system (PEN 2021) yang diduga dikerjakan caleg PDIP 1 dapil Jakarta Timur berinisial SK. 

Celag tersebut juga salah satu direksi pengelola Pasar grosir di Jakarta dan diketahui juga mengerjakan sistem IT di salah satu gereja besar di Sulut dalam rangka pemilihan pemimpin gereja. Artinya, SK atau Sony diketahui adalah orang yang sangat dekat dengan penguasa baik di tingkat Sulut dan tingkat nasional bahkan sering bercerita sebagai 'tempat cuci uang' oknum penguasa via usaha retailnya, sehingga perlu diperiksa TPPU (Tindak pidana pencucian uang) termasuk pajaknya.

Tak hanya itu, hal-hal lainnya juga harus diperiksa karena terindikasi, untuk proyek ini bekerja sama dengan mafia proyek inisial WT yang juga aktor intelektual yang diduga terlibat kasus korupsi anjungan taman mini Sulawesi Utara di Jakarta yang bernilai ratusan miliar.

Ibaratnya kasus SIMRS rumah sakit ODSK akan membuka tabir korupsi yang lebih besar di lingkup Sulut dan nasional.

"Jadi jangan lihat hanya nilainya tapi lihatlah bahwa yang bersangkutan sebagai oknum yang mengolah 'uang penguasa' adalah celah bagi KPK untuk menyelamatkan program mubazir dan uang negara yang sering menjadi 'bancakan korupsi' karena yang bersangkutan sebagai pengusaha IT dan grosiran sering menjadi tempat 'mencuci duit' bagi penguasa seperti pengakuan yang bersangkutan ke banyak pihak sebagai mitranya agar mereka sungkan lalu bekerjasama dan tidak menutup kemungkinan mengandung kebenaran," ujar sumber. (red)

No comments

Powered by Blogger.